Kuberjalan
Raih cita
Untuk dunia yang baru
Di depan mataku
Tak ada ketakutan
Akan gelapnya malam
Fajar kan beri arti
Dan sinari dunia
Mimpi kan menjadi nyata
Bila ku tetap percaya
Walau rintangan menghalang
Kekuatan masih ada
Kubernyanyi hingga fajar cinta
Dan keyakinanku
Percaya akan diriku
Mampu jalani hidupku
Uuuu
Kau takkan tau bila tak mencoba
Jalanmu masih panjang
Percayalah
by : gita gutawa
^jie^
(penuh keyakinan)
Rabu, 04 November 2009
Kamis, 01 Oktober 2009
AYAH
engkaulah nafasku
yang menjaga di dalam hidupku
kau ajarkan aku menjadi yang terbaik
kau tak pernah lelah
sebagai penopang dalam hidupku
kau berikan aku semua yang terindah
aku hanya memanggilmu ayah
di saat ku kehilangan arah
aku hanya mengingatmu ayah
jika aku tlah jauh darimu
bY : seventeen ^.^
yang menjaga di dalam hidupku
kau ajarkan aku menjadi yang terbaik
kau tak pernah lelah
sebagai penopang dalam hidupku
kau berikan aku semua yang terindah
aku hanya memanggilmu ayah
di saat ku kehilangan arah
aku hanya mengingatmu ayah
jika aku tlah jauh darimu
bY : seventeen ^.^
Jumat, 18 September 2009
Kamis, 20 Agustus 2009
RENUNGAN INDAH
RENUNGAN INDAH
Seringkali aku berkata,
Ketika semua orang memuji milikku
Bahwa sesungguhnya ini
hanyalah titipan
Bahwa mobilku hanyalah titipan-Nya
Bahwa rumahku hanyalah titipan-Nya
Bahwa hartaku hanyalah titipan-Nya
Bahwa putraku hanyalah titipan-Nya
Tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya: mengapa Dia menitipkan padaku???
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku ???
Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik-Nya itu ???...
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya ?
Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah
kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan bahwa itu adalah derita.
Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku, aku ingin lebih banyak harta, ingin lebih banyak mobil, lebih banyak rumah, lebih banyak popularitas, dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan,
Seolah semua »derita” adalah hukuman bagiku.
Seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti matematika: aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku, dan nikmat dunia kerap menghampiriku.
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan Kekasih. Kuminta Dia membalas »perlakuan baikku”, dan menolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku,
Gusti, padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah… »ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja”
by : WS Rendra ( in memoriam )
^.^
jie,
srg,22 aug 2009
Seringkali aku berkata,
Ketika semua orang memuji milikku
Bahwa sesungguhnya ini
hanyalah titipan
Bahwa mobilku hanyalah titipan-Nya
Bahwa rumahku hanyalah titipan-Nya
Bahwa hartaku hanyalah titipan-Nya
Bahwa putraku hanyalah titipan-Nya
Tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya: mengapa Dia menitipkan padaku???
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku ???
Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik-Nya itu ???...
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya ?
Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah
kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan bahwa itu adalah derita.
Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku, aku ingin lebih banyak harta, ingin lebih banyak mobil, lebih banyak rumah, lebih banyak popularitas, dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan,
Seolah semua »derita” adalah hukuman bagiku.
Seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti matematika: aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku, dan nikmat dunia kerap menghampiriku.
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan Kekasih. Kuminta Dia membalas »perlakuan baikku”, dan menolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku,
Gusti, padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah… »ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja”
by : WS Rendra ( in memoriam )
^.^
jie,
srg,22 aug 2009
Langganan:
Postingan (Atom)